Sabtu, April 27, 2013

Me, Myself, and I

Kembali lagi.
Malam Minggu.
Masih tetep sama kayak Malam2 minggu lain yang udah lewat..
Masih sendirian, ngeringkuk di kamar, ditemenin Laptop dan HP yg akhir2 ini jadi sunyi dan jarang di pake.

Well, mungkin ngenes sih kisah si jomblo newbie ini.
Tapi saya sih biasa aja, bukannya waktu punya pacar sama aja ?
Malam Minggu kan selalu ada di dua tempat yg berbeda,
Saya konsisten untuk duduk manis di rumah sebagai anak mama yg baik, gak suka kelayapan, dan mungkin.. Jadul, Kuno, de el el.
Dan si Pacar (yg kini jadi mantan pacar saya) sedang menjalankan rutinitasnya sebagai anak gaul :")
entah itu main sama teman2nya yg gak kalah gaul, ataupun sekedar nonton bola bareng..
Saya pernah sih keluar malam sama dia, and it was the first time i go out with a boyfriend, only both of us, since the first time i knew "Pacaran".
cupauw ? Emang :))
Saya seneng, tapi itu bukan 'saya' banget. Apa mungkin karena saya belum biasa jadi anak gaul seperti si mantan pacar itu ? entahlah.
saya hanya senang berada dirumah, berdiam diri di kamar saya yg maha nyaman. dan BBMan atau sekedar menunggu kabar dari dia.
Sungguh, saya gak butuh pacaran yg merepotkan seperti itu.
Saya ingin jadi diri saya sendiri ketika sedang berada dekat dengan orang yang saya cintai.
Sungguh, saya mensyukuri setiap pertemuan yg pernah ada. hanya pertemuan. tanpa embel2 lain.
tapi, itu tidak pernah cukup untuk kamu yg selalu ingin lebih dari sekedar bertemu.
pacaran a la anak SMP katamu.

Tapi, ada yg saya ingin tanyakan.
Apa kamu mau saya selalu menjadi orang lain ?
Atau saya tetap jadi diri saya sendiri yg apa adanya, tetapi kamu yg tersiksa?

Terkadang, saya menyesal dengan perangai yg saya miliki.
saya kadang memiliki keinginan untuk jadi "anak-gaul-yang-bebas-kemana-aja-sama-siapa-aja-tanpa-takut-mama-dan-kakak-marah"
saya kadang  juga ingin seperti kebanyakan teman2 saya yang keluar rutin tiap malam minggu, makan malam berdua sama pacar, diapeli dirumah, atau sekedar ditelfon hingga larut malam.
Tapi, kemuadian saya bertanya kepada diri saya sendiri :
apakah saya nyaman jika menjadi orang yg seperti itu ?
bukankah itu berarti saya menyesali menjadi anak dari ibu Sutarti Abbas dan Drs. Maryono (alm)?
bukankah berarti saya menolak dibentuk menjadi anak yg taat, dan tidak neko2 ?
Saya mencintai diri saya yg seperti ini.
Jika kamu dan mereka tidak mencintai apa adanya saya, saya masih punya keluarga dan sahabat2 terbaik saya.
setidaknya, mereka tidak akan protes tentang :
-saya yg susah diajak malam mingguan
-saya yg selalu dilarang ketemu laki2
-saya yg selalu di introgasi mama saya tentang siapa orang yg mendekati saya
-saya yg kuno, jadul, dan begitu-begitu-saja.
jikalau mereka masih saja tidak menerima saya, masih ada Dia yg menciptakan saya. setidaknya Dia tidak perduli saya ini anak gaul apa bukan :))

Saya mencoba memotivasi diri.
bahwa saya tidak seburuk dan sejelek yg saya kira.
bahwa kalau saya bukan anak gaul, bukan berarti saya tidak dapat diterima dalam suatu pergaulan.
bahwa masih banyak yg mencintai saya, mensyukuri kelebihan yg saya punya, dan menerima kekurangan2 saya yg sangaaaaaaaaaaaaaaaaaaaat banyak.

saat ini, saya sedang berusaha menata kembali motivasi saya yg sempat diruntuhkan orang itu :)
Doakan saya bisaa ^^


2 komentar: